PETUNJUK DAN PEDOMAN OLAHRAGA BAGI PENDERITA
DIABETES MILITUS
A. Manfaat dan Pentingnya Olahraga
1. Melepaskan diri dari ketergantungan obat pada penderita.
2. Meningkatkan sirkulasi darah terutama pada kaki dan tangan, di mana biasanya penderita diabetes memiliki masalah.
3. Membakar kalori dan mengurangi lemak tubuh sehingga meningkatkan kemampuan metabolisme sel dalam menyerap dan menyimpan glukosa.
4. Memperbaiki aliran darah perifer dan menambah suplai oksigen.
5. Meningkatkan kepekaan insulin.
B. Sarana yang digunakan
1. Tempat olahraga yang aman dan nyaman (repesentatif).
2. Pakaian olahraga, meliputi: pakaian yang digunakan saat beraktivitas, handuk, sepatu yang aman dan nyaman bagi si penderita.
3. Air minum (air putih dan air manis/jus).
C. Prinsip dalam berolahraga :
1. Frekuensi latihan dilakukan secara teratur.
2. Intensitas : ringan dan sedang yaitu 60 – 70 % MHR (Maximum Heart Rate). Rumusnya : 60%-70% x (220 – umur).
4. Durasi dalam berolahraga adalah selama 30 hingga 60 menit.
5. Jenis olahraga yang dilakukan hendaklah tidak terlalu berat, seperti jalan, jogging, berenang, bersepeda dan senam aerobik.
Konsultasikan dengan dokter sebelum menjalani program olahraga agar jenis olahraga yang anda lakukan sesuai dengan kondisi anda.
Dokter akan melarang jika:
· Glukosa darah Anda lebih dari 250 mg/dl.
· Anda memiliki gejala retinopati (kerusakan pembuluh darah pada mata), neuropati (kerusakan syaraf dan sirkulasi darah pada anggota badan), nefropati (kerusakan ginjal) dan gangguan jantung seperti jantung koroner, infark miokard, arritmia dan lainnya.
6. Bila tidak ada larangan, mulailah dengan olahraga ringan seperti senam aerobik, berjalan, berenang, dan bersepeda. Bagi anda yang tidak pernah berolahraga, awali dengan 10 - 20 menit setiap kali latihan beberapa kali seminggu.
7. Jangan mengangkat beban berat karena dapat meningkatkan tekanan darah secara tiba-tiba dan jangan menambah porsi latihan secara drastis. Setiap kali, naikkan hanya satu faktor saja (frekuensi atau intensitas latihan).
D. Urutan kegiatan yang dilakukan :
Pemanasan (Warm – up), lamanya 5 – 10 menit, bertujuan untuk menaikkan suhu tubuh, denyut nadi mendekati intensitas latihan dan mengurangi kemungkinan cedera.
Latihan inti (Conditioning), lamanya 20 menit, diusahakan denyut nadi mencapai THR (Target Heart Rate).
Pendinginan (Cooling down), lamanya 5 – 10 menit, bertujuan untuk mencegah penimbunan asam laktat di otot sehingga menimbulkan nyeri di otot, atau pusing sebab darah masih terkumpul di otot yang aktif.
Peregangan (stretching) dapat dilakukan saat pemanasan dan pendinginan, bertujuan untuk melemaskan dan melenturkan otot-otot yang masih teregang.
E. Keamanan dan Risiko dari Olahraga
Penderita diabetes yang telah lama dikhawatirkan bisa mengalami arterosklerosis (penyempitan pembuluh darah). Namun dengan berolahraga timbunan kolesterol di pembuluh darah akan berkurang, sehingga risiko terkena penyakit jantung juga menurun.
1. Konsultasi dokter dalam pemilihan waktu untuk olahraga. Berfungsi untuk mencegah terjadinya hipoglikemia (kekurangan gula darah), khususnya pada penderita diabetes yang mengkonsumsi obat atau suntikan insulin. Gejala hipoglikemia adalah badan gemetar, jantung berdebar, keringat bertambah, rasa lapar, pusing, lesu, bingung, dan perubahan mood yang cepat.
Bila terkena gejala hipoglikemi:
a. Lakukan tes gula darah untuk mengecek.
b. Konsumsi makanan atau minuman manis, misalnya jus atau manisan buah. Hindari makanan mengandung lemak karena menghalangi penyerapan glukosa oleh tubuh.
c. Istirahat selama 10 -15 menit dan lakukan pengecekan lagi sebelum melanjutkan latihan. Jangan meneruskan berolahraga bila gula darah di bawah 100 mg/dl.
d. Bila melanjutkan berolahraga, selalu waspada terhadap munculnya kembali gejala hipoglikemia.
e. Setelah selesai berolahraga, makanlah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti ubi, roti, dan jagung.Lakukan pengetesan glukosa darah 12 jam setelah latihan, untuk mengecek adanya hipoglikemia yang muncul setelah latihan (late onset).
Bagi penderita diabetes yang sudah sangat parah, misalnya saraf kakinya sudah terganggu, dipilih olahraga yang ringan, simpel serta tidak keras benturannya. Misalnya bersepeda. Itu pun harus hati-hati, terutama kalau sudah sampai terjadi retinopati diabetik (gangguan retina mata), karena kemungkinan terjadinya perdarahan sangat besar.
Bagi penderita diabetes yang lebih parah misalnya dengan kadar gula di atas 400 mg/dl yang tak memungkinkannya bergerak aktif, penanganannya lebih diserahkan pada dokter penyakit dalam.
Bagi penderita yang memiliki masalah di kaki haruslah menjaga kebersihan dan kesehatan kaki untuk mengurangi risiko gesekan yang dapat menimbulkan lecet (luka). Gunakan sepatu yang benar-benar nyaman dan aman. Hal ini dilakukan agar faktor kenyamanan dan keamanan terpenuhi karena penyembuhan dari luka penderita diabetes membutuhkan waktu lama dan kadang sukar untuk disembuhkan. Dengan rajin berolahraga ditambah mengatur menu makanan serta mengontrol kadar gula darah secara teratur, komplikasi akibat diabetes dapat dihindari.
Referensi:
Askandar Tjokroprawiro. 2000. Diabetes Militus klasifikasi, diagnosis dan terapi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
www.google/Republika.co.id
www.google/persadia.com
0 comments:
Post a Comment